Karakteristik Susu Skim
Karakteristik Susu Skim
Susu
skim adalah bagian susu yang tertinggal setelah krim diambil sebagian
atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua komponen gizi dari susu yang
tidak dipisahkan, kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam
lemak (Buckle et al., 1987).
Karena
telah dipisahkan dari lemaknya, maka susu skim hanya mengandung 0.5-2%
lemak (Varnam dan Sutherland, 1994). Protein susu merupakan penyusun
terbesar pada susu skim. Protein susu dapat diklasifikasikan menjadi dua
grup utama, yaitu kasein dan protein whey. Kasein merupakan fraksi
utama protein yang mengendap saat susu segar diasamkan pada pH 4.6 pada
suhu 20oC.
Kasein menyusun 76-86% dari total protein susu skim dan terdapat pada
susu dalam bentuk partikel koloidal, misel, yang mengandung kalsium,
fosfat, sitrat, dan magnesium (Thomphson et al., 1965).
Protein
non-kasein yang tertinggal setelah pengendapan kasein disebut protein
whey atau serum protein. Whey protein ini menyusun 14- 24% dari total
protein susu skim (Thomphson et al., 1965). Protein whey bersifat labil terhadap panas di mana denaturasi protein terjadi pada suhu 80oC. Hal ini berbeda dengan kasein yang stabil pada suhu diatas 140oC. Kandungan protein pada susu skim dapat dilihat pada Tabel 1.
Penggunaan
susu skim dalam berbagai produk makanan memiliki keuntungan yaitu (1)
mudah dicerna dan dapat dicampur dengan makanan padat atau semi padat,
(2) susu skim mengandung nilai gizi yang tinggi, protein susu mengandung
asam amino esensial (3) susu skim dapat disimpan lebih lama daripada whole milk karena
kandungan lemaknya yang sangat rendah. Walaupun susu skim merupakan
sumber protein yang baik, susu skim memiliki kekurangan yaitu rendahnya
energi yang dikandung (Anonim, 1983 yang dikutip Liana, 1987). Nilai
gizi susu skim dapat dilihat pada Tabel 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar