A.
Kolostrum
1.
Defenisi Kolostrum
Kolostrum
adalah Air Susu Ibu (ASI) yang pertama kali keluar berwarna kekuningan
(Kementrian kesehatan RI 2011:49).
Kolostrum adalah cairan
yang agak kental berwarna kekuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature,
bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel (Kristiyanasari, 2009:09).
ASI (Air Susu Ibu)
adalah cairan emas kompleks yang mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk
tumbuh kembang anak. Selain itu ASI mengandung hormon dan faktor pertumbuhan (growth factor) yang sesuai agar
pertumbuhan badan ideal (Ariani, 2009:58).
ASI juga adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, laktose dan garam organik yang di sekkresi oleh kedua belah kelenjar
payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari
waktu ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi. Seperti kolostrum ASI yang
dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir, ASI masa
transisi yaitu ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh,
ASI mature yaitu ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya (Kristianasari, 2009:09).
2.
Komposisi Kolostrum
Kolostrum atau disebut susu jolong, kaya akan protein,
immunoglobulin, vitamin (A, B6, B12, C, D, dan K), bahan anti-infeksi (misalnya
laktoferin dan lisozim). Jumlah protein yang dikandung kolostrum sekitar dua
kali lebih banyak dari pada ASI matang. Selain itu kolostrum mengandung
beberapa jenis asam amino yang tidak terdapat dalam ASI matur. Kolostrum juga
memiliki kadar gula yang rendah. Hal ini berguna untuk mengimbangi tingginya
kadar gula darah yang tinggi pada bayi baru lahir.
Selain mengandung semua
gizi yang dibutuhkan bayi, kolostrum, seperti halnya ASI matang, mengandung
enzim pencernaan yang belum mampu
diproduksi oleh bayi yang baru lahir. Artinya, bayi yang mendapat kolostrum
sudah memperoleh makanan separuh cerna yang sifatnyamudah dicerna. Kolostrum
juga berfungsi sebagai “obat pencahar” bagi bayi, yang membantu
memudahkanperjalanan mekonium (zat berwarna hijau tua yang sudah terdapat
didalam usus bayi sejak masih berada dalam kandungan). Selain itu, kolostrum
mengandung immunoglobulin A (Ig A) yang sangat penting untuk kekebalan dan
mencegah alergi.
Dengan segala
keistimewaan yang di milikinya, kolostrum memberi perlindungan bagi bayi yang
baru lahir, sampai sistem imunnya sendiri mulai berfungsi. Selain itu, menjaga
agar sistem pencernaan bayi berfungsi dengan baik. (Ariani, 2009:39).
Tabel 2.1. Komposisi Kandungan ASI
Kandungan
|
Kolostrum
|
Transisi
|
ASI Matur
|
Energi (kg kla)
Laktosa (gr/100 ml)
Lemak (gr/100 ml)
Protein (gr/100 ml)
Mineral (gr/100 ml)
Immunoglobulin :
Ig A (mg/100 ml)
Ig G (mg/100 ml)
Ig M (mg/100ml)
Lisosim (mg/100)
Laktoferin
|
57,0
6,5
2,9
1,195
0,3
335,9
5,9
17,1
14,2-16,4
420-520
|
63,0
6,7
3,6
0,965
0,3
-
-
-
-
-
|
65,0
7,0
3,8
1,324
0,2
119,6
2,9
2,9
24,3-27,5
250-270
|
( Kristianasari, 2009,10).
Tabel
2.2. Kandungan Kolostrum
Kandungan
|
Fungsi
|
Kaya antibodi
|
Perlindungan
terhadap infeksi dan alergi
|
Sel darah
putih
|
Perlindungan
infeksi
|
Pencahar
|
Membersihkan
mekonium, membantu mencegah terjadinya kuning (jaundice)
|
Faktor-faktor
pertumbuhan
|
Membantu usus
berkembang lebih sempurna, mencegah alergi dan ketidak cocokan (intoleransi)
|
Kaya vitamin A
|
Menurunkan
keparahan infeksi, perlindungan
penyakit mata
|
(Ariani, 2009:41).
3.
Manfaat Kolostrum
Sesaat setelah bayi lahir, dari payudara ibu keluar
cairan encer, berwarna kekuningan dan jumlahnya sedikit. Cairan tersebut bernama
kolostrum. Bayi yang mendapat kolostrum terbukti jarang menderita sakit dan
infeksi , karena kolostrum mengandung berbagai zat antibodi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Kolostrum
sangat di anjurkan untuk diberikan kepada bayi (Sutomo,
2010:20).
Menurut
Nurheti, Yuliarti, (2010:04) ada 4 manfaat kolostrum pada ASI yang sangat berguna bagi bayi, antara lain :
a)
Mengandung zat kekebalan, terutama immunoglobulin A(IgA) untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, seperti diare.
b)
Jumlah kolostrum yang di produksi bervariasi, tergantung isapan bayi
pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit, namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi.
c)
Mengandung protein dan vitamin A yang tinggi, serta mengandung
karbohidrat dan lemak yang rendah sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi
pada hari-hari pertama kelahiran bayi.
d)
Membantu mengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna
hitam kehijauan.
Sedangkan Menurut Sitti, Soleha (2009:19) kolostrum mengandung
jaringandebris dan material residual yang terdapat dalam alveoli duktus dari
kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium.
Berikut ini adalah manfaat dari
kolostrum bagi bayi :
1)
Disekresi
oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ketiga atau ke empat
2)
Komposisi
dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.
3)
Merupakan
cairan dengan viskosid kental berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning
dibandingkan dengan susu yang matur.
4)
Merupakan
pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir
dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi yang akan datang.
5)
Lebih
banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matur, tetapi berlainan
dengan ASI yang telah matur, pada kolostrum protein yang utama adalah globulin
(gamma globulun).
6)
Lebih
banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan ASI yang matur, sehingga dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai usia 6 bulan.
7)
Kadar
karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan ASI matur.
8)
Mineral
terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu
matur.
9)
Total
energi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matur, hanya 58 kal/100 ml
kolostrum.
10)
Vitamin
yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur,
sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
11)
Bila
dipanaskan akan menggumpal, sedangkan ASI matur tidak.
12)
pH
lebih alkalis dibandingkan dengan ASI matur.
13)
Lipidnya
lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin dibandingkan dengan ASI matur.
14)
Volume
berkisar 150-300 ml/24 jam.
15)
Terdapat
tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein di dalam usus bayi menjadi
kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah kadar antibodi pada bayi.
4.
Cara Memberikan Kolostrum / ASI Pertama
Kolostrum mungkin tidak
menyerupai susu dan jumlahnya mungkin kecil, tetapi kaya dengan nutrien dan
antibodi yang diperlukan oleh bayi untukmembantu mengatasi infeksi. Menuru
Arini (2012:86) Adapun langkah-langkah dalam memberikan ASI pertama pada bayi
baru lahir yaitu :
1)
Memusatkan
tubuh bayi ibu ke arah ibu supaya dadanya berhadapan dengan dada anda.
Peganglah dengan tangan leher dan bahu didukung dengan tangan ibu sepanjang
punggung. Bawalah bayi ke payudara dan bukannya menggerakkan seluruh tubuh
payudara anda ke arah bayi.
2)
Sentuhan
mulut bayi ibu secara halus dengan pentil ibu untuk mendorongnya membuka mulut
sebesar mungkin. Lidahnya harus ke bawah dan depan dalam mulutnya.
3)
Bawalah
mulutnya ke payudara ibu. Pastikan agar pentil dan ereola (bagian bewarna
sekitar pentil) ibu masuk ke dalam mulut bayi dengan benar. Bibirnya akan
tampak terbuka (tidak menggulung ke dalam mulut) dan dagunya akan menyentuh
payudara ibu. Ini berarti bahwa hidungnya tidak menyentuh payudara supaya ia
dapat bernafas.
4)
Jika
rasanya kurang enak, mungkin sekali ibu tidak menyusui dengan benar, jadi cobalah
lagi. Tidak apa-apa jika anda meminta bantuan. Seharusnya tidak sakit apabila
bayi ibu menyusu dengan benar. Jika bayi ibu menyusu dengan baik, tidak ada
bunyi : ceklek.
5)
Biarkan
bayi menghisap selama ia mau pada sebelah payudara, kemudian berikan sebelah
lagi.
6)
Berilah
sebelah payudara yang satu lagi saat mulai penyusuan selanjutnya.
7)
Untuk
mengangkat bayi dari payudara, masukkan jari anda kesudut mulutnya secar halus
supaya tidak terhisap lagi.
5.
Akibat Tidak Diberikan Kolostrum / ASI Pertama.
Menurut Ariani (2009:68)
berbagai penelitian juga melaporkan bahwa ASI dapat mengurangi kejadian
penyakit diare, infeksi saluran nafas, radang telinga tengah, radang selaput
otak, infeksi saluran kemih, dan infeksi radang usus halus dan usus besar
akibat jaringan kekurangan oksigen atau akibat terapi antibiotik. Akibat tidak
diberikan kolostrum pada bayinya akan mudah terkena penyakit infeksi dan alergi
karena dalam kolostrum mengandung zat kekebalan. Selain itu akan kekurangan
protein, vitamin. Risiko tidak memberikan ASI kepada bayi baru lahir lebih rentan pada penyakit-penyakit dan
kondisi-kondisi berikut ini :
1)
Sekitar
40% lebih rentan pada kemungkinan menderita kencing manis (diabetes) tipe 1.
2)
Sekitar
25% lebih rentan pada kegemukan atau obesitas.
3)
Sekitar
60% lebih rentan pada infeksi telinga berulang.
4)
Sekitar
30% lebih rentan pada leokimia (kanker darah).
5)
Sekitar
100% lebih rentan pada diare.
Sumber : http://silviahelrisma26.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar