Keluarga
Takao Furuno San melakukan usaha pertanian dengan sekala kecil, mereka
mempunyai tanah hanya 2 ha, dimana 1,4 ha digunakan untuk usaha
pertanian terpadu padi dan bebek, sisanya yang 0,4 ha digunakan untuk
pertanian sayu-mayur tanpa menggunakan pestisida. Pertanian milik
keluarga ini mempunyai teikei (pelanggan, pembeli langsung) sebanyak 100
keluarga.
Sepuluh tahun pertama Furuno san memelihara bebek Aigamo, bebek persilangan antara bebek liar dan bebek jinak. Furuno san setiap hari bangun pagi-pagi dan menghabiskan waktunya bekerja di sawah padi di bawah terik sinar matahari. Setelah selama sepuluh tahun bergelut dengan bebek Aigamo, Furuno san sangat mensyukuri pengalamannya yang penuh tantangan tersebut. Pada 12 tahun terakhir dia mengabdikan tenaganya untuk penelitian lapangan tentang pertanian terpadu padi dan bebek.
Sepuluh tahun pertama Furuno san memelihara bebek Aigamo, bebek persilangan antara bebek liar dan bebek jinak. Furuno san setiap hari bangun pagi-pagi dan menghabiskan waktunya bekerja di sawah padi di bawah terik sinar matahari. Setelah selama sepuluh tahun bergelut dengan bebek Aigamo, Furuno san sangat mensyukuri pengalamannya yang penuh tantangan tersebut. Pada 12 tahun terakhir dia mengabdikan tenaganya untuk penelitian lapangan tentang pertanian terpadu padi dan bebek.
Apabila
petani Asia menanam padi biasanya akan selalu ditemui bebek. Sawah padi
dan bebek mempunyai hubungan yang sangat dekat dan tidak dapat
dipisahkan. Akan tetapi bebek pada umumnya dipandang rendah di beberapa
negara. Di Jepang terdapat ungkapan perasaan “klesotan bebek”. Di
Indonesia orang yang hanya sukanya mengikut saja disebut “Membebek”. Di
Vietnam orang bilang “Jika kamu ingin kaya peliharalah ikan, jika kamu
ingin memperoleh uang peliharalah babi, jika kamu ingin miskin
peliharalah bebek”. Akan tetapi, jika bebek dan tanaman padi digabungkan
dalam pertanian terpadu padi dan bebek, akan menjungkirbalikan pepatah
tersebut diatas. Sehingga kita perlu mempertimbangkan kembali
pemanfaatan bebek dalam usaha pertanian.
Ide dasar
Apakah yang
dimaksud pertanian terpadu padi dan bebek ? Furuno san menjawab dengan
definisi sederhana istilah tersebut dimulai dengan pengertian umum.
Bebek Aigamo adalah hasil persilangan antara pejantan bebek liar dan
betina yang telah diternakan. Dia memelihara bebek Aigamo di sawahnya
yang ditanami padi karena mempunyai daya tahan yang kuat, dagingnya
enak, dan dapat bekerja dengan baik. Dia menganjurkan agar kita
menggunakan bebek asal negara kita masing-masing.
Unggas air
dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu bebek asli, angsa dan bebek
Muscovy. Diantara ketiga bebek ini, bebek Muscovy merupakan bebek yang
paling lemah terhadap air sehingga tidak cocok untuk pertanian terbadu
dengan padi. Begitu juga angsa juga tidak cocok untuk pertanian terpadu
dengan padi karena angsa suka memakan daun padi. Bebek biasa dengan
ukuran yang kecil paling baik untuk dipelihara sawah padi. Teknik umum
pertanian padi dan bebek yang dia laksanakan adalah sebagai berikut:
- Sawah padi ditutup dengan pagar bambu, jaring, aliran listrik, dan bahan-bahan lainnya. Penutupan sawah ini bertujuan untuk menjaga bebek dari terkaman predator (pemangsa bebek) dan mencegah bebek lepas keluar sawah.
- Satu sampai dua minggu setelah penanaman bibit padi, anak bebek yang berumur 1-2 minggu dilepas di sawah dengan jumlah yang proporsional yaitu 20-30 ekor per 10 are.
- Anak bebek dipelihara dengan cara melepaskannya di sawah baik siang maupun malam sampai dengan saatnya bulir padi terbentuk (di Jepang sekitar 2-3 bulan). Seperti dilakukan di pedesaan di Negara Asia pada umumnya bebek hanya dilepas di sawah pada siang hari saja kemudian digiring masuk kandang pada sore hari dengan alasan untuk mencegah bebek tersebut dicuri orang.
- Untuk percobaan, dilepaskan anak Aigamo
di sawah padi setelah penanaman bibit padi. Anak bebek akan berenang
keseluruh penjuru sawah padi, dengan rakus memakan rumput liar (gulma),
serangga, katak, berudu dan lumpur di sawah padi. Anak bebek ini akan
tumbuh dengan cepat. Tanaman padinya akan terbajak dengan baik, keluar
cabang dengan baik, dan tumbuh dengan pesat.
- 1. Pertanian terpadu padi dan bebek tidak hanya teknik penyiangan
Melepaskan
unggas air ke sawah padi merupakan perkerjaan yang sangat sederhana.
Akan tetapi keberhasilan kegiatan ini sangat bervariasi tergantung
kepada orang, negara dan waktu. Yang sangat menarik, masih banyak orang
yang beranggapan bahwa bebek Aigamo hanya digunakan untuk penyiangan
saja. Menurut teknik pertanian terpadu padi dan bebek ini, sawah padi
ditutup dengan pagar beraliran listrik, jaring dan sebagainya, bertujuan
untuk menciptakan lingkungan dimana bebek Aigamo dan padi dapat
menjalin simbiose yang saling menguntungkan. Furuno san menyebut
simbiose ini sebagai “Dunia satu bebek dapat manfaat banyak”. Pertanian
padi dan bebek telah terpadu dalam sawah padi secara organis.
Bebek mempunyai 6 manfaat untuk budidaya padi:
1. Manfaat untuk penyiangan,
2. Manfaat pengemdalian hama penyakit,
3. Manfaat pemupukan,
4. Manfaat pembajakan dan penggemburan tanah sepanjang waktu,
5. Manfaat mengendalikan keong emas,
6. Manfaat stimulasi pertumbuhan padi.
Di sisi lain sawah padi mempunyai manfaat untuk pemeliharaan bebek seperti berikut:
1. Penggunaan sumber alami sebagi makanan seperti gulma, serangga, air tanaman,
2. Penggunaan ruang yang tersisa di sawah padi sebagai habitat bebek,
3. Penggunaan air yang berlimpah,
4. Sebagai tempat bebek bersembunyi dibawah daun padi.
Pada tahun
belakangan ini, sistem ini menjadi bertambah variasi dan kreasinya
dengan adanya penambahan ikan, azolla, dan peningkatan-nitrogen.
- 2. Gulma dan serangga ada untuk tanaman padi
Tidak ada
sesuatupun didunia ini yang tidak mempunyai manfaatnya. Semua akan
berjalan sesuai dengan aturan yang telah diciptakan dalam ekosistem di
planet bumi ini.
Memang benar
di sawah padi terdapatnya gulma dan hama penyakit. Akan tetapi, dalam
pertanian modern, pendapat manusia tentang bercocok tanam padi telah
didengungkan secara berlebihan bahwa gulma dan hama penyakit
dijastifikasi hanya sebagai makhluk hidup yang selalu berbahaya dan
mengganggu yang harus diberantas.
Banyak orang
telah mengendalikan dan memberantasnya dengan herbisida dan pestisida.
Akan tetapi siatuasi akan berubah sama sekali apabila bebek dilepas di
sawah padi. Opini yang telah dibangun tersebut di atas segera terbukti
sebaliknya. Menarik sekali serangga dan gulma yang kita anggap sebagai
“makhluk jelek” menjadi makanan yang sangat berguna untuk bebek, dan
dapat dirubah menjadi daging, sedangkan kotoran bebek menjadi pupuk
tanaman padi, dan dirubah menjadi beras. Akhirnya terhidanglah makanan
berupa daging dan nasi yang menjadi santapan lezat kita.
Furuno san
berkata bahwa cerita ini adalah lelucon, tetapi beberapa tahun kemudian,
apa yang dikatakan menjadi kenyataan. Teknik ini terdapat sedikit
kontradiksi. Empat atau lima minggu setelah melepas bebek ke sawah padi,
jumlah gulma dan serangga menurun secara tajam sebagai hasil dari “efek
bebek”. Ini adalah dampak alami yang ditimbulkannya dan yang kita
inginkan. Akan tetapi keadaan ini juga bisa menimbulkan penurunan
persediaan alami makanan bebek di sawah padi.
Maka dari
itu kemudian muncul ide baru, Furuno san mulai menumbuhkan gulma yang
disebut azolla sebagai “tanaman pakan” di sawah padi untuk makanan
bebek. Dengan kata lain, Furuno san aktif menumbuhkan gulma di sawah
padi. Kita dapat menyebutnya sebagai suatu pembalikan pemikiran yang
terbalik.
3. Perbandingan dengan pertanian padi modern
Pertanian
terpadu padi dan bebek sama sekali bukan teknik pertanian baru. Teknik
ini merupakan penemuan kembali dan pembangunan kembali teknik lama. Akan
menjadi jelas ketika kita membandingkannya dengan pertanian modern.
Pertanian padi modern menggunakan metoda tunggal untuk menangani
masalah, yaitu dengan mengaplikasikan herbisida untuk memberantas gulma,
dan menggunakan pestisida dan bahan kimia lain untuk memberantas hama
dan penyakit tumbuhan, dan menggunakan pupuk kimia untuk menyediakan
unsur hara tanah. Cara ini merupakan pendekatan “Plester penutup luka”,
mengobati satu demi satu gejala yang tampak. Akan tetapi bebek dapat
melakukan sendiri semua peran tersebut. Hal ini merupakan kunci menuju
teknik yang sempurna, “Bebek satu – berkat berlimpah”.
- 3. Bebek sebagai binatang pekerja yang bahagia
Pertanian
model lama, begitu mudahnya menggunakan pestida, herbisida, dan pupuk
kimia, tetapi mereka perlu input dari luar lainnya yaitu perlu tenaga
untuk menyemprotkannya pada hamparan sawah padi. Dan kalau menggunakan
mesin spray, diperlukan orang lagi untuk menjalankan mesin tersebut.
Akan tetapi,
pada pertanian terpadu padi dan bebek, bebek di sawah padi dapat
melakukan semua aktifitas baik penyiangan gulma, pembasmian hama, maupun
pemupukan. Tidak diperlukan manejemen yang sulit .atau input tenaga
tambahan banyak. Maka dari itu bebek disebut “tenaga kerja binatang”.
Tenaga kerja bebek sama sekali berbeda dengan tenaga kerja binatang lain
seperti kuda untuk menarik muatan barang yang berat atau sapi yang
digunakan untuk membajak sawah.
Kuda dan
sapi dipekerjakan di lapangan mengeluarkan energi banyak, sedangkan
bebek melaksanakan kerjanya sambil makan, bermain, buang kotoran dan
tidur, kegiatan yang menyenangkan. Sebagai hasil bebek dan padi tumbuh
secara alami. Sebenarnya bebek tersebut tidak bekerja dengan perintah
tertentu, tetapi bebek dapat bergerak bebas dan senang. Kita dapat
mengatakan disini bahwa bebek merupakan “binatang pekerja yang bahagia”
Bebek dapat bermain dan bergerak lebih bebas di sawah padi, dibanding broiler yang berada dalam kandang ayam yang padat dan sedikit angin. Furuno san suka pada pertanian terpadu padi dan bebek sebagai “peternakan bebas”.
Bebek dapat bermain dan bergerak lebih bebas di sawah padi, dibanding broiler yang berada dalam kandang ayam yang padat dan sedikit angin. Furuno san suka pada pertanian terpadu padi dan bebek sebagai “peternakan bebas”.
Bebek tidak
hanya bekerja, tetapi juga memupuk padi dan melakukan banyak peran.
Pertanian terpadu padi dan bebek dapat kita dinikmati. Metoda peternakan
ini dengan jelas dapat memanfaatkan potensi secara penuh peternakan di
Asia.
5. Potensi ketahanan siklus ekosistem
5.1. Petanian padi modern menciptakan sistem yang melemah
Pada setiap
pertengahan bulan Juni kita dapat menikmati keindahan pemandangan sawah
padi di seluruh Jepang. Dalam rangka mengurangi timbulnya gulma, hama,
dan penyakit, pada pertanian organik tradisional, dalam penanaman
sayur-sayuran, biasa dilakukan pergantian komoditi tanaman, pergantian
lahan, dan tumpangsari tanaman dengan menggunakan berbagai varietas
sayur-sayuran. Akan tetapi pada pertanian padi modern, hanya difokuskan
pada produksi jangka pendek dengan menggunakan sedikit pekerja. Pada
kasus pertanian padi organik, juga hanya satu jenis komoditi yang
ditanam.
5.2. Diversifikasi yang kreatif
Dengan melepas bebek dalam satu tanaman monoculture
padi saja, kita dapat meningkatkan keanekaragaman tumbuhan sambil
mengendalikan pertumbuhan (seperti diversifikasi) gulma dan hama
penyakit. Kalau kita dapat membuat ekosistem yang baru dan beranekaragam
dimana padi, bebek dan tanaman air tumbuh bersama. Ini yang diinginkan
dalam pertanian terpadu padi dan bebek. Sejak tahun 1993, Furuno san
berusaha meneruskan peningkatan keaneragaman dengan memasukan azolla,
paku air untuk peningkatan nitrogen ke dalam sawah padi dan bebek. Yang
menarik dalam pertanian terpadu padi bebek adalah bagaimana meningkatan
keaneragaman secara kreatif yang dapat meningkatkan produktivitas.
5.3. Pertanian padi sebagai siklus ekosistem yang kekal
Untuk
memperlihatkan dengan jelas ciri khas pertanian terpadu padi dan bebek,
Furuno san membuat perbandingan sekema siklus ekosistem “pertanian padi
modern”, “pertanian padi organik” dan “pertanian terbadu padi dan
bebek”. Pengembangan pertanian padi modern dengan ciri melakukan
penggantian tenaga kerja dengan sejumlah energi bahan bakar fosil yang
diimpor disertai input eksternal lainnya.
Pada
pertanian padi organik, polusi yang ditimbulkan relatif lebih sedikit,
karena tidak menggunakan pupuk kimia maupun bahan kimia lain yang
diproduksi secara industri. Akan tetapi Jepang sangat tergantung pada
sumber bahan baku asal luar negeri sebagai material untuk pembuatan
pupuk kompos dan organik. Dapat dikatakan bahwa padi organik yang tumbuh
di Jepang bertumpu pada kesuburan tanah luar negeri. Akan tetapi pada
kasus pertanian terpadu padi dan bebek, hanya diperlukan sedikit input
eksternal. Gulma dan serangga dimakan oleh bebek, sedangkan bebek
memberikan dampak peningkatan pertumbuhan tanaman padi. Pertanian
terpadu padi dan bebek lebih kekal dan mempunyai siklus lebih baik dari
pada metoda lain.
Pertanian terpadu padi, bebek dan azolla merupakan jalan kreatif untuk menciptakan siklus ekosistem produktif yang kekal.
Pertanian terpadu padi, bebek dan azolla merupakan jalan kreatif untuk menciptakan siklus ekosistem produktif yang kekal.
Sumber: Farming Japan Vol.43-3, 2009
Posted by Pudjiatmoko, PhD at JOURNAL ATANI TOKYO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar